Dia ingin membilangkan sesuatu pada hati
Saat dia berdiri di ujung batu terjal kata-kata
Dan angin yang berhembus tindih-menindihi makna
Serta ombak laut besar yang menerpa batu analisisnya
Menguraikan busa kata-kata menjadi serpihan huruf
Yang melayang-layang jauh ke awan khayal
Melebihi kecepatan jangkauan jiwa
Mengungkapkan kelingauannya
Bahwa tak ada cinta di sini
Tetapi mengapa dia masih menyukai
Kelopak mata hijau-biru gadis-gadis tanjung
Yang begitu riangnya
Menyambut kekasih-kekasih perkasanya menepikan perahu
Membawakan perolehan dari laut yang begitu banyak
Akhir dari kematian kata-kata
Dia berkeluh kesah
Pada langit sore yang merajam doa-doa
Di Keluasan pantai yang di datanginya
”Begitu bahagianya kalau aku bisa menikmati keriangan seperti gadis-gadis tanjung itu.”
Balai Berkuak, 27082008
Selasa, 02 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar