Barulah ia tahu
Ketika keilahian meresap segenap darahnya
Bahwa cahaya rembulan tengah hari itu
Benar-benar rembulan yang menerangi
Benar-benar rembulan yang menaungi
Dari sengatan matahari ganas kemaraunya hidup
Barulah ia tahu
Pantai impian itu
Benar-benar pantai yang telah sudi menyimpan debu jejaknya
Walau sudah terkontaminasi limbahan pabrik masa kini
Barulah ia tahu
Keraton-keraton yang didirikan sultan sebelumnya
Benar-benar rumah yang telah menyerap keringat jiwanya
Meleburkan jasad untuk abu penyucian jiwa
Di kala kemayaan lebih bercokol dalam kenyataan
Barulah ia tahu
Bahwa ia benar-benar berarti
Walau setitik zarah coklat menyempal darahnya
Balber, 22042008
Senin, 19 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar