Buat : Mita
Oleh: M. Saifun salakim
Untuk apa kumakan sesak
Bila aku saja masih mampu meresak
Memakan apa saja yang bisa dinikmati dalam hidup ini
Dari roti, selai, manggis, poding
Bahkan bisa saja linggis
Aku tak ingin menangis
Terkena percikan meteormu yang sinis
Karena aku tak ingin kelihatan miris
Walau pisau tabiat dan tingkah lakumu
Telah mengiris-iris hatiku
Aku tak ingin rapuh
Bahkan lepuh dalam kesepuhan emas
Dibakar dan didinginkan dalam dulang kebiruan
Karena aku masih berupa pohon daru
Tumbuh berurat akar di bentangan napas
Bersemu merah wajah minta diampuni
Rasa maaf yang mumpuni
Pada kebesaran ilahi
Pada kesadaran hakiki
Kuyakini di suatu masa berbagi seribu hari
Banyak kekasih-kekasih lain menantiku
Kutanamkan hal itu erat di taman hati
Dan kumantapkan jiwa senang
Engkau yang pernah yang membuatku dungu
Membuatku manusia berbulu
Membuatku pilu
Biarlah berlalu seperti daun tertiup angin sedu
Meja Kaca (PTK), 20052007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar