Oleh: M. Saifun salakim
Akan kusamakan kerinduan dengan wajahmu
Menggebu dan terus bermimpi meniduri batin-batin renda
Menelusupkannya sampai ke relung kalbu
Secerca ketulusan yang terus dinanti-nantikannya
Datang menghampiri
Salahkah itu begitu terukir
Satu per satu mendetaklah keteguhan
Di antara kerinduan dengan wajahmu
Membaca fasih tuts-tuts jantung bergema
Mengucapkan sejuta memori tertunda
Di aliran aorta darah sepanjang napas nada
Akan kusamakan ketulusan dengan untaian puisi
Seringkali bermain dengan metafor-metafor rasa membara
Penuh keluguan dan kebebasan mengolah kata
Sehingga bermakna dalam lingkaran sejuta pelangi hati
Jahit-menjahit perlahan demi perlahan
Ketulusan dengan untaian puisi
Menambal kekhilafan-kekhilafan yang telah berlubang
Menautkannya melalui kesadaran hakiki
Di rentangan serat-serat kain membentang luas
Akan kusamakan keikhlasan dengan lukisan
Indahnya keberagaman warna-warni yang tersedia
Dalam olahan satu
Mengekspresikan kejujuran betul-betul polos
Tanpa ada tendesi menghambatinya
Kemenarikan dan artistik mengekori diri
Antara keikhlasan dengan lukisan
Walau ada kelabu dan ada terang
Dalam mengikrarkan makna menyatu
Ketika hati biasa jauh merasai perasaan terdalam
Barulah kita bisa memahaminya
Bahwa keindahan itu betul-betul menjelma nyata
Di lubuk nurani setelah diajari logika
Membaca pelajaran dari isyarat
Dan getar-getar papan sukma
Meja Kaca (PTK), 2002007
Senin, 10 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar