Buat : Wulan Klaten
Oleh: M. Saifun salakim
Batasan-batasan helaian rambut waktu
Mengejalkan keinginanku desahan napasnya
Mendengus
Mengerang
Menjeritkan ketiadaanku yang tak mampu menggapai
Rembulan yang terlalu jauh di kaca rumahnya
Bayangannya saja yang bisa tersenyum
Namun tak bisa kunikmati sepenuh jiwa
Karena terlindung bingkai alam luas membentang
Hanya suaramu yang merdu mengalun
Menusuk sanubari
Berikan sebuah kesejukan yang membekas
Mengapa batasan-batasan itu selalu ada
Kalau langit saja masih bisa kita ajak bersama
Mengapa bayanganmu tak bisa menjelma nyata
Kalau bintang saja masih mampu memberikan sinarnya
Walau kecil di ujung pengharapan itu
Rembulan
Mengapa kamu selalu ada
Dalam sair-sairku tak berkoma
Dalam pikiranku tak bertitik
Dalam tulisanku tak bertinta
Batasan-batasan helaian rambut waktu
Meluruhkan hasratku tak pernah beku
Karena aku bukanlah batu yang selalu kaku
Aku adalah patung-patung pecandu
Menantikan dewi kayangan dalam mendu
Melakukan senandungnya dalam lagu bermutu
Jiwa satu
Depan Komputer (Balber) 31052007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar