Oleh: M. Saifun salakim
Disaat kemilau memancar menembus dalam
Kalbu lempengan kaca gendewa
Yang sinarnya berbalik arah
Melabrak keangkuhan bumi yang tidak bisa
tafakur lagi
Karena raga dan seluruh nyawanya
Telah penuh dengan ulat-ulat yang menggeragoti
Disaat kemilau memancar menembus dalam
Kalbu lempengan kaca gendewa
Yang sinarnya melenyapkan
Warna hijau dan keunguan dalam tarikan
napas pelangi
Menghantarkan keikhlasan bumi
menenggelamkan dirinya
Pada pangkuan ibunda
Karena waktunya telah mencukupi dirinya
untuk kembali
Dengan iringan gemanya genta di padang sunyi
Kamar Sunyi, 8 Oktober 2001 (22.35)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar