M. Saifun salakim
Tetes embun mengerang napas lurus mengeras
Menggelinding memecahkan batu granit kelam
Tenggelam di palung bahari
Rela tidak ku tiada
Tiada ada lebam pelangi mataku
Akuku
Cuma satu membului
Satu ku maui
Lautan karang tengah bahari meliuri kekuatanku
Melumuti tubuhku coklat dengan kehijauan
Menempelkannya
Di terumbu karang samudera jiwaku terdalam
Ku segara yang membatu
Ku lautan yang membeku
Ku batu yang menyegerakan renik air berkecipak
Ku beku yang melaut
Menyelami intan mutiara dasar bahari
Ku akan bawa pulang sebagai makananku sehari-hari
Jalan Atot Ahmad, 20 Agustus 2001 (24.45)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar