Oleh : M. Saifun salakim
Belum juga buliran bening pipi kering dari kelopaknya
Perut bumi retak-retak lagi
Mengeluarkan raksasa-raksasa perkasa
Menelan anak-anak bangsa untuk bersujud bakti
Di haribaannya
Luas padang gersang terdiam
Awan mendung menaungi langkah-langkah diri
Seribu kata menggelugur di hati
Cerahkah yang datang menghampiri
Atau sebaliknya hujan deras melanda
Membawa banjir yang akan mengalir
di kanal-kanal hidup
Perut bumi retak-retak lagi
Memberangus saudara-saudara kita
Mungkin sebuah teguran buat kita
Yang telah banyak mengisi perut bumi dengan kotoran
Hingga perut bumi tak mampu menahannya
Lalu dikeluarkannya
Perut bumi retak-retak lagi
Mungkin mengajak kita bersama menyatukan adi
Membersihkan perut-perut bumi
Dari sampah-sampah tak berguna
Yang telah kita tanamkan di perutnya dulu
Motor Klotok, 28052006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar