Oleh: M. Saifun salakim
Berjuta harapan orang-orang tersalurkan padanya
Yang dibawanya dalam keranjang sayur-mayur,
Penangking beras, dan gendongan anak-anak
Menyusuri jalan kerikil berpagar panasnya mentari
Yang bertemankan angin adalah sahabat sejatinya
Bergelut dengan peluit waktu
Terlalu rakus membunuhnya
Tanpa nisan yang menyisakan tanda kenangan
Tanpa bunga yang mewangikan tubuhnya
Dari kerabat-kerabatnya tercinta, keluarganya,
Apalagi dari teman-temannya yang dijadikan saudara
Yang selalu dilimpahkannya kasih….
Masih… masih… kenangan yang masih ada
Kehangatan itu masih sepelangi buah cinta kasih
Di lengkungan cakrawala senyumannya masih kekal
Tertinggal dan menempel segar di peradaban mobil mercy
Berlalu lalang mengukir janji-janji melebur dingin
Dengan hempasan terakhir membawa pergi dirinya
Saat puncak pucuk azan dengungkan suaranya
Lamat-lamat merajuk rindu di pukul satu tepat
Teriring terucap terima kasih tulus ikhlas dariku
Lintas Sesaat (Balber), 22052004
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar