Kamis, 26 Juli 2007

Sajak Untaian Debu

Oleh: M. Saifun salakim

Debu-debu halus berterbangan lincah
Kekuningannya menghiasi saku-saku baju
Wajah segar gemilang katakan permata
Selalu mahal dalam kenang-mengenang
Wajah luka-luka dalam kesucian
Bila rindu membakar jiwa berkerontang
Minumlah puas air kualan pengobatnya

Titip senja kadang tak singgah di untaian peluru
Hanya mendesing sanubari pun bersimbah darah
Mengalir garang, menerjang, dan mengaiskan
Senyuman tak tertiris di nyiru
Sudah begitu rapuhnya, usangnya, lapuknya,
Hanya huruf paku yang mengartikan bahasa hatiku
Terkelupas oleh getahnya kelat lembaran sajadah
Dalam doa itik-itik yang mandi tengah malam
Saat musim dingin berselimutkan diri berbintang
Satu menembus kekenyalannya pekat menetas
Zenit kasihnya teratas

Debu-debu pun luruh dalam lancarannya
Mengantar seribu rinduku lewat merpati
Dengan kemungkinan si putih menyampaikan gelora
Ombaknya yang bertahan di sepiku ini
Sebutir masjid di saat lilinku meleleh
Kentallah berpadu
Manisnya

Sepercik Lilin (Balber), 24032004

Tidak ada komentar:

Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh                                        Menjemput ji...