Malaikat menangis tak terima
Sebab di keagungan butiran gemerlapan
Yang bertaburan di langit sana
Penuh pancaran warna-warni jiwa
Tuhan telah mati dibunuh bertubi-tubi
Secara keji di depan keagungan diri
Oleh pemikiran-pemikiran modernisasi absurd
Oleh pemahaman-pemahaman liberalisasi separatis
Kusut dan kalut
Hanya meninggalkan kasut kewangiannya saja
R. Guru (Balber), 03042008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar