Langit mengembang dalam kepedulian sayang
Yang kamu ucapkan dengan bibir malam membuka
Mengajakku bercerita tentang duka rembulan
Dia menginginkan sinar keterangan bisa menghiasi dirinya
Dari kekelaman hatinya
Yang sering dibinasakan percikan-percikan gejolak
Tak bermata untuk mengartikan kepedulian rasa
Menjelang pagi dalam guratan kemerahan langkah
Kamu satukan liur menikmati kehalimunan
Yang menghadang di kala diri ingin bersimpuh
Ke haribaan bakti mengeruk rezeki-rezeki
Dari keikhlasan tanah yang pasrah
Yang tidak pernah mengeluh
Akan penderitaan yang seringkali mengoyak dadanya
Sehingga hanya meninggalkan bekas-bekas jejaknya saja
Jiwa ini pun mengembang dalam kepedulian sayang
Mengucapkannya sepanjang perhelatan istimewa
Dalam kemarau dan oasis yang tak pernah memberikan
Kesegaran atas kehausan ini
Yang terlalu rapuh
Untuk diselaraskan dengan kecintaan yang mengurat akar
Padamu sang maha pengembang sejati
Kursi Komputer (R. Mak Peb-Balber), 24042008
Senin, 19 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar