Buat : Lady Dey
Oleh : M. Saifun Salakim
Pohon-pohonku yang berdiri kokoh
Ingin berbunga dan berbuah
Menjadi meranggas, daun-daun mudanya berguguran
Setelah kamu melihat kebengkokan pohonku
Kamu pun tak pernah menjadi mentari lagi
Menaungi kepanasanku dari sengatan mematikan
Kamu tak pernah menjadi pupuk lagi
Menyuburkan kegersanganku dari air tanah mengalir
Mengapa kamu tak melihat segi kedalaman pohonku
Yang di sana banyak tersimpan kemulusan isinya
Dan banyak urat-uratnya yang menguatkan dirimu
Pohon-pohonku yang berdiri kokoh
Ingin berbunga dan berbuah
Menjadi patah rantingnya dan gugur ke bumi
Setelah kamu melihat kekesapan warna kulit luar pohonku
Kamu pun tak pernah menjadi rembulan lagi
Mengindahkan suasana hatiku dari kegelapan malam
Kamu tak pernah jadi ranting baru lagi
Yang menguatkanku ketika kerapuhan ini menderaku
Mengapa kamu tak melihat segi ketegaran pohonku
Menerimamu dengan segenap jiwa apa yang kamu miliki
Dan banyak nutrisi-nutrisi untuk pengenyang kelaparanmu
Pohon-pohonku kubiarkan tetap berdiri kokoh
Dengan kusanggahkan pada tangga langit
Balai Berkuak, 16122007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar