Oleh: M. Saifun salakim
Venus menyapa lembut kita
Lewat embun yang mencumbu daun kelor
Menitipkan cinta mentari menyatu satu
Dalam tenggakan racun kita sebagai pengembara
Terlindas aspal yang kian melekang
Terpanggang debu mentuba yang kian menyepi
Di hamparan tikar dedaunan merajut musim
Menghabiskan nektar yang masih tersisa
Di guci lusuh sesosok wajah telungkup
Dan wajah tengadah menembus angit baiduri
Yang muka dan tubuhnya berkilauan emas permata
Terpancar menelanjangi
Wajah sendu kita berselemotan daki
Kamar Sunyi, 9 Oktober 2001 (23.00)
(Dipublikasikan di www. Cybersastra. net, 16 Mei 2002)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar