Oleh: M. Saifun salakim
Isengnya waktu berdering menggeletarkan telinga
Kubisikan syair-syair merdu padamu
Namun kamu jawab dengan satire cabe
Padahal kuingin mengirimkan angin wangi kesturi
Supaya kesejukan membelai sekujur dirimu
Namun lenguhanmu seperti tanker minyak menguap
Membuat kumaklum
Bahwa kamu adalah tsunami
yang tidak menginginkan
Kapalku berlayar merempuh lautan tenang hatimu
Menuju terminal pertautan bahagia
Percakapan telepon, 21 September 2001 (18.30)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar