Oleh : M. Saifun salakim
Perahu peradanya perlahan demi perlahan
Menembus kabut mengental di gunung itu
Menuju tapal batas perhentian di karpet ini
Dalam gerungan guntur
Desauan kilat menyambar
Air menanjak di kehidupan
Nyaris karam di aluran lautan susu langit dan bumi
Yang berpapasan pasang
Menyilaukan lajuannya
Bila perahu peradanya meleset
Pecah
Menghantam karang siluman berhamburan
Antarkan layar tertancap di pantai keanehan sendiri
Antarkan lantainya terpesat di dunia asing perenungan
Antarkan muatannya terbenam di gua karun peradaban
Jalan Atot Ahmad, 20 April 2001 (17.55)
Rabu, 12 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar