Oleh: M. Saifun salakim
Bagaimana harus kuartikan kerinduan ini, belahan jiwaku?
Dengan sajak tak usang dimakan lapuknya kabu-kabu
Merangkai ketiadaan-ketiadaan yang menyesak jiwa
Apakah dengan pasir yang menyirami bulan meningkat
Dengan elusan kesejukan angin basah merapat
Saat dermaga yang ditunggu hanya sebuah penantian
Telah beberapa episode cinta yang kutulis di sana
Memanggil perahu-perahu berlayar untuk dapatkan kabar
Adakah belahan jiwaku masih seperti lautan bening
Yang di dalamnya tersembunyi mutiara-mutiara
Penerangan lampu suar kadang-kadang penunjuk arahku
Menapaki sisa-sisa hidupku di tenggorokan kemarau
Mengartikan lentik-lentik matamu yang hitam
Melingkari seisi langit di lintasan pelangi-pelangi
Kamu gerakan dalam senyumanmu yang cemerlang
Mengalahkan fajar bersendi iman
Hingga waktu memberikan kesempatan terbaiknya
Menerangkan analisis nuraniku mengartikan semuanya
melalui penyadaran batin ini
Kamu adalah ruhku yang hilang
Mengembara melintasi dimensi-dimensi sayang
R. Puskesmas (Balber), 25112006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar