Oleh: M. Saifun salakim
Di secangkir air putih yang terhidangkan
Di kesegaran renungan itikaf mencapai kulminasinya
Ada segenggam cinta menggenang
Mengasihi segalon sirup merah memerah
Mengalir ke lautan luas semakin lebar
Bersandar pada dermaga tua
Geretak panjang, terowongan senja
Menepi, menapaki sisa-sisa buih hidupnya
Yang tertinggal melampar seribu makna
Akan kita arungi dengan perahu-perahu kertas
Ditata dari pecahan kaca-kaca hari
Yang berserakan dibelah oleh pelangi-pelangi
Membujur lurus dua sama sisi
Berlengkungan asri membiaskan maket-maket
Pasirnya wajah kita yang mengental remah
Mencetak kelengketan pigura-pigura kita terindah
Dengan kaligrafi arab jadi
Di kepermaian pantai membentang
Rugu (Balber), 06092004
Kamis, 26 Juli 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar