Oleh: M. Saifun salakim
Lolongan pukul satu di dua belas kali melengking-lengking
Larutkan sucinya air mineral merembes lantai sanubari
Direguk-bereguknya mendalam dengan rapalan mantera
Kasih rindu penuh gelora badai memuncakkannya
Lalu merangkai setangkai sapu tangan merah jambon
Kembang penantian seribu hitungan diri sudah terlewatkan
Di suntingnya di andam biru
Penghias ketemaramannya
Yang berpendar-pendar untuk membahasakan
Hatinya yang sejuk merapat kaku
Lalu sekali yang terakhir ini
Pukul satu menangis
Mendengarkan si putih nuri mendeklamasikan puisinya
Terlalu romantis sehingga menggugu nurani bersemi
Biarlah kelestarian datang menjadikannya kadi
Lamsu (Balber), 26052004 (24.00)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar