Kamis, 26 Juli 2007

Lolongan Dan Tangisan Pukul Satu

Oleh: M. Saifun salakim

Lolongan pukul satu di dua belas kali melengking-lengking
Larutkan sucinya air mineral merembes lantai sanubari
Direguk-bereguknya mendalam dengan rapalan mantera
Kasih rindu penuh gelora badai memuncakkannya
Lalu merangkai setangkai sapu tangan merah jambon
Kembang penantian seribu hitungan diri sudah terlewatkan
Di suntingnya di andam biru
Penghias ketemaramannya
Yang berpendar-pendar untuk membahasakan
Hatinya yang sejuk merapat kaku

Lalu sekali yang terakhir ini
Pukul satu menangis
Mendengarkan si putih nuri mendeklamasikan puisinya
Terlalu romantis sehingga menggugu nurani bersemi
Biarlah kelestarian datang menjadikannya kadi

Lamsu (Balber), 26052004 (24.00)

Tidak ada komentar:

Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh                                        Menjemput ji...