Jalanan hidup yang kita lalui
Sudah semak belukar-sebat rerumputan ilalang
Tak seluas dulu lagi
Karena kita tak mempedulikannya-membersihkanya
Sudah jadi jalanan hidup tikus-tikus kasar
Hutan yang kita diami
Sudah gersang panas-gundul kering
Tak seindah dulu lagi
Karena kita tak pernah menghijaukannya
Sudah jadi hutan tak bernyawa
Lautan yang kita arungi
Sudah ganas menerjang-garang mengombak
Tak setenang dulu lagi
Karena kita tak pernah menikmatinya
Sudah jadi lautan yang menelan korban nyawa
Semuanya sudah berubah
Karena ketakpedulian kita pada jalanan hidup
Karena ketaksigapan kita menghijaukanya
Karena ketakpekaan kita menikmatinya
Renungan Bilik Termenung (PTK), 01072009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar