Suara hutan tak menghutan lagi
Sudah parau berdendang dalam musim ini
Dibauri suara singsaw menggaung
Suara kapak menggema
Menghalau suara burung jauh sayup-sayup terdengar
Memberikan kesempatan menikmati hati alam
Yang sudah jauh dalam terawangan awan yang menghitam
Berarak dalam lingkaran tak mengerti
Suara sungai tak menyungai lagi
Sudah serak mengalir dalam lautan diri
Dihalau suara sampah meresakkan speed boat
Yang melaju dalam tumpuan hidup
Menyebabkan luapan air meninggi
Membasmi insan yang tak berdosa
Tak berperikemanusiaan
Dalam aliran arus yang tak dipahami
Suara bumi tak membumi lagi
Sudah tersendat keluar dalam kerongkongan penderitaan
Dihalau debu aspal yang mengkilat dalam jidat manusia
Yang berhilir mudik menciptakan kemajuan tak bermartabat
Menyebabkan kekotoran merajalela di mana-mana
Dalam suapan yang tak diinsafi hakikinya
Balai Berkuak, 20102008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar