Oleh: M. Saifun Salakim
Banyak orang mengambil pasir di tengah lautan
Pasir yang diambil itu adalah pasir timbul
Pasir timbul yang sedang mengejar matahari
Yang bersinar di dalam hatinya
Untuk diolah menjadi makanan kehidupannya
Banyak orang mengambil pasir di tengah olakan air
Pasir yang diambil itu adalah pasir timbul
Pasir timbul yang sedang mengejar cintanya di kekeringan air
Menampakkan wajahnya yang sebenarnya
Untuk ditampung menjadi minuman musafirnya
Kedalaman lautan di musim semerbak ini
Telah menghantarkan orang-orang
Sedikit sekali mengambil pasir di tengah lautan
Sedikit sekali mengambil pasir di olakan air
Pasir yang diambil itu adalah pasir timbul
Pasir timbul yang telah lelah menyenangkannya
Pasir timbul yang tak dapat menampakkan wajahnya
Kini pasir timbul hanya berupa kesunyian
Di keindahan kampungnya yang jauh dari peradaban
Tetapi selalu penuh kesegaran dan ketenangan hati
Dalam menikmati keaslian dan kealamiahan hidayah-Nya
Pontianak, 07012008
Minggu, 06 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar