Oleh : M. Saifun salakim
“Hentikan ceriwismu,” berang sambal kepanasan
karena tubuhnya dilumuri piring-piring kotor
penuh coreng moreng tak terurus
“Sudahlah. Tak perlu berkelat lidah,” tengahi nasi
yang hampir habis karbonnya
digesek, dikikis, dan digerus pudar
waktu mempreteli tak berbaju hati
“Syukurlah jiwa berasa di rezeki,” tingkahnya selanjutnya.
Meja Kaca (PTK), 17042006
(Dipublikasikan di Equator, 4 Juni 2006)
Kamis, 20 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar