Ungkapkanlah semua keberatanmu
Dalam pesta tak berjiwa dan tak bernyawa
Memvisualisasikan kebekuan yang sudah jadi menu harian
Dalam perjamuan makan dan minuman para pejabat
Dihadiri konglomerat yang merasa dirinya sahabat
Bagian dari kehidupan yang dikerat-kerat
Seperti serpihan roti dicabik anjing yang datang dari barat
Di jantung diri dan pusat hatinya
Tak ada membersitkan miliaran kepedulian rasa
Dalam pesta ini yang sudah mendua
Melahirkan benih-benih pemimpin yang bermimpi
Mengenggam lekukan kehidupan di serambi intuisi
Tetapi bukan dari makanan serabi yang sudah memtradisi
Digemari ribuan anak negeri ini
Sekali ini tak usah lagi kamu berkata-kata
Sebab kata-katamu sudah tak bermakna
Dianggap seperti ranting dipatahkan badai
Lebih baik kamu memahirkan dirimu dengan pandai
Pandai berbuat
Pandai berdaulat
Pandai membuat selat
Dari musim-musim yang terus bersalat
Pontianak, 28062008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar