Oleh : M. Saifun salakim
Dia bertanya, apa itu cinta?
Kujawab imitasi
Dia bertanya lagi, apa itu cinta?
Kujawab selimut
Dia bertanya lagi, apa itu cinta?
Kujawab ratu
Dia bertanya lagi, apa itu cinta?
Kujawab batu
Dia bertanya lagi, apa itu cinta?
Kujawab imunisasi
Dia bertanya lagi, apa itu cinta?
Kujawab malaikat
Dia bertanya lagi, apa itu cinta?
Kujawab angin semilir
Lalu dia meruntuhkan kebekuannya
Bersama hujan di kelopak rasanya
Menghamburkan harubiru
Terus dia bertanya lagi, bagaimana caranya mengenal cinta?
Kujawab Berdasi Orasi
Terus dia bertanya lagi, bagaimana caranya mengenal cinta?
Kujawab Bersujud Simpuh
Terus dia bertanya lagi, bagaimana caranya mengenal cinta?
Kujawab Berkedut Purut
Terus dia bertanya lagi, bagaimana caranya mengenal cinta?
Kujawab Menghisap Cerutu
Terus dia bertanya lagi, bagaimana caranya mengenal cinta?
Kujawab Bersiram Air
Terus dia bertanya lagi, bagaimana caranya mengenal cinta?
Kujawab Menyelami Lautan Hidayah
Terus dia bertanya lagi, bagaimana caranya mengenal cinta?
Kujawab Berpaku Ulir
Seketika mentari ufuk barat menikam
jantungnya
Telah mengenali pelita cinta yang terserakan
Kadang terlupakan seribu kepala
Ku sendiri
Rintikan embun membelasahku
Hingga menggelepar dan mengerang
Selesai ayik berkicau semerdu mungkin
Diganyang oleh pelita cinta yang ditebarkannya
Biarkanlah aku begini !
Jalan Atot Ahmad, 24 April 2001 (17.30)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Oleh : Sarifudin, S.Pd. Guru bisa juga diistilahkan dengan tenaga pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya berusah ...
-
Jingga Aksara Menawan Puisi akrostik dari nama: Musfeptial Karya: Sarifudin Kojeh Menjemput ji...
-
Rasa mulas m elilit-lilit. Kening berkerut. Mulut mengucapkan kata Allah untuk menahan rasa sakit. “ Subhanallah!” jerit nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar